Candi Cangkuang: Harga Tiket, Foto, Lokasi, Fasilitas dan Spot
Kompleks wisata Candi Cangkuang terletak di tengah danau kecil Cangkuang. Selain itu, ada juga perkampungan tradisional bernama Kampung Pulo. Candi ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-8 Masehi dan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu di Jawa Barat.
Meski dibangun pada masa Hindu, di sekitar candi banyak terdapat peninggalan masa Islam awal di Jawa Barat. Ada pula makam kakek nenek Arif Muhammad yang letaknya tepat di samping pura. Kakek Dalem Arif Muhammad dipercaya sebagai orang yang mendirikan Desa Cangkuang.
Kakek Arif Muhammad adalah salah satu penyebar agama Islam di Jawa Barat yang dianggap oleh penduduk setempat sebagai keturunan langsung dari kakek dan nenek Arif Muhammad. Area yang cocok untuk dikunjungi bersama keluarga dan teman. Jadikan Candi Cangkuang sebagai destinasi wisata yang akan anda kunjungi selanjutnya.
Daftar Isi
Fasilitas di Candi Cangkuang
Tempat parkir disediakan untuk pengunjung dengan area yang cukup luas. Di kawasan candi juga banyak pedagang dan warung makan yang menjajakan makanan khas sunda dan minuman hangat. Jadi tidak perlu membawa bekal yang berat ke kawasan wisata bersejarah ini.
Anda juga tidak perlu khawatir, karena di sini tersedia toilet dan mushola. Untuk oleh-oleh juga terdapat warung dengan berbagai jenis oleh-oleh yang bisa anda beli sebagai oleh-oleh untuk keluarga atau teman anda, harga yang ditawarkan juga tidak merogoh kocek yang dalam. Cocok untuk tempat bersantai dan jalan-jalan bersama keluarga tercinta.
Sejarah Candi Cangkuang
Lokasi pura ini terbilang unik karena berada di puncak bukit kecil yang dikelilingi oleh sebuah danau bernama Situ Cangkuang. Karena letaknya di tengah danau, Anda memerlukan rakit atau kano untuk sampai ke pura.
Asal usul nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa tempat candi ini berada. Cangkuang sendiri adalah nama dari pohon cangkuang. Pohon Cangkuang banyak terdapat di daerah tersebut dan inilah asal mula nama Desa Cangkuang
Candi Cangkuh ditemukan oleh seorang Belanda bernama Volderman yang kemudian mencatatnya dalam sebuah buku yaitu risalah Bataviach Genoot Schap. Buku risalah ditulis pada tahun 1893, catatan tersebut menyebutkan bahwa sebuah makam tua dan patung Siwa yang rusak ditemukan di Bukit Kampung Pulo.
Berdasarkan temuannya tersebut, ia kemudian melakukan penelitian yang lebih besar pada tahun 1967-1968. Penemuan pertama hanya menemukan makam Arif Muhammad yang disebut sebagai pendiri Desa Cangkuang.
Pada tahun 1974-1974 dilakukan penggalian besar-besaran dan semua reruntuhan dikumpulkan dan dicatat. Kemudian jalankan instalasi semua reruntuhan lagi.
Dalam pemugaran ini, rekonstruksi kaki candi, badan candi, atap candi dan arca Dewa Siwa telah berhasil. Sayangnya hanya sekitar 40% dari batu asli yang ditemukan dalam proses ini dan sisanya menggunakan batu buatan untuk melengkapinya. Candi Cangkuang akhirnya diresmikan pada tahun 1976.
Candi Cangkuang merupakan candi Hindu yang diyakini berasal dari abad ke-8. Hal ini didasarkan pada kesederhanaan relief dan bentuk candi. Pertimbangan kedua dibuktikan dengan pelapukan batuan. Candi Cangkuang diyakini sebagai mata rantai yang hilang dalam beberapa penemuan candi lainnya.
Penemuan makam kuno yang diyakini sebagai makam kakek Dalem Arif Muhammad. Arief Muhammad sebenarnya seorang senopati dari Kerajaan Mataram Muslim di Yogyakarta. Dia dan pasukannya diperintahkan untuk menyerang tentara VOC. Namun, ia dan pasukannya dikalahkan dan memilih mundur ke pedalaman yang sekarang disebut Desa Cangkuang.
Berburu foto di Candi Cangkuang
Jangan lupa membawa perlengkapan kamera Anda. Di sini Anda bisa memotret peninggalan masa lalu yang masih terawat dengan baik. Pepohonan hijau di sekitarnya dan keindahan alam akan membuat foto Anda menakjubkan. Anda juga bisa berfoto selfie dengan latar belakang candi bersejarah ini.
Sumber akun Instagram @sayyid.hakki
Harga Tiket Masuk Candi Cangkuang
- Biaya masuk: Rp 5.000/orang
- Biaya parkir kendaraan bermotor: Rp 2.000
- Biaya naik rakit: Rp 5.000
(diperbarui Juni 2023)
Jam buka Candi Cangkuang
- Buka setiap hari mulai pukul 07:30 – 17:00
Lokasi Pintu Masuk Candi Cangkuang
Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum untuk mencapai lokasi ini. Jika Anda menggunakan kendaraan umum, Anda dapat mencapai Candi Cangkuang dengan bus jurusan Garut jika Anda datang dari Bandung atau Jakarta dan berhenti di alun-alun kecamatan Leles.
Dari Alun-alun Leles, Anda bisa menggunakan jasa kereta kuda atau jasa ojek yang tersedia di mana-mana di sana untuk menuju ke danau dan Candi Cangkuang. Lokasinya tidak tersembunyi, sehingga perjalanan Anda tidak akan sulit.
Tips liburan ke Candi Cangkuang
Anda tidak perlu tenaga ekstra untuk menuju lokasi ini, cukup gunakan alas kaki yang nyaman. Harap kenakan pakaian hangat seperti sweater dan bawa jaket karena suhu udaranya dingin. Jangan sembarangan membuang sampah, agar kelestarian alam tetap terjaga.
Demikian ulasan singkat tentang Candi Cangkuang yang bisa dijadikan referensi liburan Anda selanjutnya. Semoga artikel ini dapat menambah informasi anda tentang Candi Cangkuang.
Galeri Foto Candi Cangkuang
Selamat datang di Candi Cangkuang
Informasi tentang Candi Cangkuang
Potret Candi Cangkuang
Tangga menuju kuil
Spot foto di bawah candi
Candi Cangkuang
Source: www.tempatwisata.pro