Gedung Perundingan Linggarjati: harga tiket, foto, lokasi, fasilitas dan tempat
Gedung Museum Perundingan Linggarjati merupakan salah satu saksi sejarah cinta kemerdekaan Indonesia. Sosok Bung Sjahrir dan kegigihan diplomasinya juga menjadi bukti cinta damai Indonesia. Sosok Bung Sjahrir dapat kita lihat dalam ungkapan RZ Leirissa (Syahrir sang diplomat sejati/asli): ‘Gagasannya untuk mencapai kedaulatan dengan jalan damai merupakan pendekatan moral yang terpuji.
Meski ruang perundingan Linggarjati hanya berisi perabot replika, namun cukup memberikan gambaran kepada pengunjung tentang suasana saat itu.
Beberapa foto dokumentasi perundingan tersebut dapat dilihat di dinding ruang perundingan Linggarjati. Termasuk foto wartawan asing yang sedang mengetik naskah berita di pagar rumah Bung Sjahrir di Linggasana. Menurut pemandu konstruksi, foto-foto tersebut diperoleh dari Kedutaan Besar Belanda.
Daftar Isi
Fasilitas yang Ada di Gedung Perundingan Linggarjati
Untuk fasilitas disini hanya ada toilet dan tempat parkir untuk pengunjung. Belum lagi fasilitas yang memadai, sebaiknya pihak pengelola meningkatkan fasilitas yang ada disini agar nantinya pengunjung lebih tertarik untuk datang ke kawasan wisata bersejarah ini.
Fasilitas lainnya adalah adanya replika yang memperlihatkan benda-benda yang ada pada saat perundingan Ma Lingarjati. Meski hanya replika, banyak pengunjung yang masih merasakan saat-saat kesepakatan itu terjadi. Replika dibuat semirip mungkin dengan aslinya.
Sejarah Rumah Perundingan Linggarjati
Awalnya, Gedung Perundingan Linggarjati merupakan sebuah gubuk milik Ibu Jasitem yang berdiri pada tahun 1918. Kemudian berkembang dan berpindah tangan hingga digunakan sebagai bangunan perundingan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Lokasinya yang berada di kaki Gunung Ciremai dengan udara yang segar membuat rumah ini cocok digunakan sebagai lokasi resort dan hotel. Pada tahun 1918, sebuah gubuk sederhana milik Ibu Jasitem berdiri di situs ini. Pada tahun 1921, seorang Belanda bernama Tersana mengubahnya menjadi bangunan semi permanen.
Akhirnya dibangun pada tahun 1930 dan menjadi rumah bagi keluarga Van Os. Pada tahun 1935 dikontrak oleh Theo Huitker dan diubah menjadi hotel dengan nama RUSTOORD.
Dan ketika Jepang mulai menjajah Indonesia pada tahun 1942, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Hokay Ryokan. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Merdeka.
Pada tahun 1946, terjadi peristiwa bersejarah bagi Indonesia di gedung ini, yaitu perundingan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda. Perundingan tersebut menghasilkan Naskah Linggajati, sehingga gedung ini sering disebut sebagai Gedung Perundingan Linggarjati. Pada tahun 1976, gedung ini diserahkan oleh pemerintah kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dibangun sebuah museum peringatan yang berdiri di sana hingga saat ini.
Sejak tahun 1948 hingga 1950, sejak terjadi agresi militer Belanda yang kedua, gedung ini digunakan sebagai markas tentara Belanda. Pada tahun 1950 hingga 1975 gedung ini kemudian ditempati oleh SDN Linggarjati.
Kemudian Bung Hatta dan Ibu Sjahrir datang berkunjung pada tahun 1975 dengan pesan bahwa gedung ini akan dipugar oleh Pertamina, namun upaya tersebut hanya untuk pembangunan gedung sekolah SDN Linggarjati.
Berburu foto di Gedung Perundingan Linggarjati
Jika Anda pecinta fotografi sekaligus pecinta wisata sejarah, Anda diperbolehkan memotret objek yang ada di dalam gedung. Di gedung perundingan Linggarjati, terdapat banyak replika yang bisa membawa kita kembali ke masa lalu.
Jadi jangan lewatkan waktu yang tepat saat mengunjungi bangunan bersejarah ini. Anda juga bisa berfoto selfie dengan replika di latar belakang.
Tiket Masuk Gedung Perundingan Linggarjati
- Biaya masuk: Rp 3.000/orang
(diperbarui Juni 2023)
Jam Operasional Gedung Perundingan Linggarjati
- Senin – Jumat: 08:00 – 16:00
- Sabtu – Minggu: 08:00 – 17:00
Lokasi Pintu Masuk Gedung Perundingan Linggarjati
Anda dapat menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi untuk menuju lokasi. Jika Anda menggunakan transportasi umum, Anda dapat menggunakan salah satu yang dibahas di bawah ini.
- Dari terminal Cirebon, naik angkutan umum jurusan Kuningan dengan tarif Rp 8.000. Kemudian turun di Cilimus, Jawa Barat dan dilanjutkan dengan angkutan desa Cilimus-Linggajati seharga Rp 3.000.
Di sana Anda akan menemukan sebuah bangunan dengan tulisan “Gedung Perundingan Linggarjati”. Sehingga tidak sulit untuk mengakses tempat-tempat bersejarah di Kuningan.
Tips liburan ke Gedung Perundingan Linggarjati
Anda tidak perlu persiapan khusus untuk sampai ke sini. Cukup mematuhi peraturan yang ada dan tidak merusak atau mengambil apapun dari musem. Lebih baik bersikap sopan kepada pengunjung lain juga.
Menurut artikel tentang Gedung Perundingan Linggarjati yang dapat menambah wawasan Anda. Bangunan ini merupakan tempat bersejarah bagi bangsa Indonesia, maka jagalah dan jangan lupa untuk mempelajari sejarahnya lebih dalam lagi. Anda juga bisa menjadikan gedung ini sebagai wisata edukasi untuk anak-anak. Selamat berlibur dan selamat belajar sejarah.
Galeri foto Gedung Perundingan Linggarjati
Gambar Gedung Perundingan Linggarjati
Taman konstruksi
Spot foto di taman
Monumen isi pokok perundingan Linggarjati
Suasana di gedung
Source: www.tempatwisata.pro